Pantas memang kalau R15 ini dijuluki motor fenomenal tahun ini, bukan karena performanya atau apa. Dari rumor dan beritanya saja sudah bikin heboh. Terhitung sejak pertama kali spyshootnya bocor ke dunia maya, sampai akhirnya tiba waktunya untuk grand launching hingga sekarang beberapa bula telah berlalu. Namun topik R15 ini masih saja hot untuk dikupas. Back to topic, tentang perlu tidaknya YMKI selaku ATPM Yamaha di Indonesia mendatangkan motor ini ke tanah air kita tercinta ini. Dan kalau menurut HRM masih belum perlu YMKI menghadirkannya kemari,kenapa? Ada tiga hal logis yang menurut HRM masih dipegang Yamaha di Indonesia. Coba mari kupas satu persatu ketiga hal logis tersebut.

Yang pertama, motor sport Yamaha suka tidak suka menguasai 15% market share penjualan motor tanah air. Ini adalah faktor logis pertama, tak dapat dipungkiri sejak lahirnya Vixion di sini seakan² Yamaha merubah keadaan. Vixion yang kala itu hadir pertama kali di tahun 2007, berhasil melenggang dan akhirnya meruntuhkan singgasana Honda dengan Megapronya dalam penguasaan pasar. Hingga saat itu Vixion naik tahta dengan gelar “The Giant Killer”, dan sampai detik artikel ini anda baca, posisi Vixion tak tergoyahkan sedikitpun oleh kompetitor. Saking inginnya untuk menduduki tahta kembali, Honda di tahun depan dirumorkan telah menyiapkan satu punggawa untuk membunuh Vixion ini.

Yang kedua,penguatan kapasitas produksi motor sport Yamaha. Faktor yang kedua ini baru akan dijalankan apabila, Yamaha benar² merasa terancam dengan kedudukannya. Coba kalau kita amati sekarang, tentang permintaan Yamaha Byson di berbagai daerah di tanah air. Permintaan bisa dibilang cukup tinggi, namun sayang dengan kapasitas produksi yang masih minimal hingga akhirnya mengakibatkan proses inden yang begitu lama. Seandainya saja, peningkatan kapasitas produksi dilakukan oleh Yamaha tanpa menunggu terdesak oleh keadaan. HRM yakin akan semakin luas market share yang akan dikuasai oleh Yamaha.

Dan yang terakhir adalah, refreshing produk. Ini adalah suatu hal yang benar² paling logis dilakukan Yamaha. Dengan merefresh tampilan pada ketiga punggawa sportnya, atau hanya sang raja saja di refresh akan sangat besar dampaknya bagi pasar. Apalagi refreshing yang dilakukan malah kelihatan “lebih” menjual dari sebelumnya. Taruhlah contoh, Vixion ditambai dengan fitur RDB, atau diganti dengan kaki² kekar macam Byson, dll. Well, ketiga hal logis di atas ini hanya menurut asumsi pribadi HRM, yang menyebabkan YMKI masih dibilang belum perlu mendatangkan R15 kemari. Yup bagi HRM R15 adalah kartu AS bagi Yamaha, dan pastinya “Save The Best For Last”. Monggo bagaimana kalau menurut panjengan semuanya…. 🙂