Maaf agak OOT, artikel ini lahir karena sejalan dengan ditayangkannya kembali film kesukaan saya jaman masih kecil. Ya film itu adalah “Return of the Condor Heroes” atau kalau di bahasa indonesiakan menjadi kembalinya pendekar rajawali. Memang film ini berurutan dan melanjutkan film yang sebelumnya yaitu The Legend of The Condor Heroes atau mungkin yang lebih dikenal dengan Pendekar Pemanah Rajawali, dengan tokoh utama adalah Kwe Cheng. Dalam film Kembalinya Pendekar Rajawali ada karakter yang paling saya sukai, dan akhirnya saya jadikan nama blog saya ini. Siapa lagi kalau bukan Hakim Roda Mas. Dan karakter  yang paling tidak saya sukai sampai sekarang pun adala Pengemis Utara, atau juga disebut Pengemis “TUA”.

Tentang Hakim Roda Mas

Hakim Roda Mas dalam cerita terlahir di Mongol sebagai biksu yang teramat sakti. Dengan idealisme yang kuat menjadikannya dia disegani di dunia persilatan kala itu. Dia dihormati sekali di kalangan pejabat Kerajaan Mongol, bahkan Raja Mongol saja waktu itu tak berani seenaknya memerintah Hakim Roda Mas. Walaupun begitu di film ini Hakim Roda Mas digambarkan sebagai sosok antagonis yang tidak begitu disukai pemirsa TV.

Tentang Pengemis “TUA”

Tak begitu dijelaskan darimana asalnya, Pengemis “TUA” adalah salah satu dari kelima pendekar bangsa Sung yang begitu terkenal. Mengapa disebut sebagai Pengemis “TUA”? Memang dia adalah pengemis dan sebagai ketua dari partai “Kay Pang” yang notabene anggotanya adalah pengemis-pengemis semua. Di film ini pun digambarkan kalau Pengemis “Tua” sangat rakus dan doyan sekali dengan makanan enak-enak. Yup, sangat wajar sekali memang karena bagaimanapun karakternya adalah seorang pengemis. Partai “Kay Pang” yang dipimpinya pun, kalau saya boleh berkomentar adalah terbilang partai yang aneh, namanya partai pengemis namun dalam tindakannya kadang terkesan seperti anggota gank.

Perbedaan mendasar Hakim Roda Mas dengan Pengemis “TUA”

Yang Pertama, memang di dalam film ini digambarkan kalau Hakim Roda Mas adalah yang jahat dan Pengemis “TUA” adalah yang baik. Sehingga banyak yang menilai kalau Hakim Roda Mas adalah seorang yang tak patut ditiru, terus apakah kelakuan Pengemis “TUA” juga patut ditiru? Hal ini memang sangat wajar sekali memang, secara pengarang cerita dan pembuat film adalah dari bangsa Cina sendiri. Coba kalau kita ambil sudut pandang sebagai bangsa Mongol, mungkin kita tak akan lagi menganggap Hakim Roda Mas itu jahat melainkan malah menganggap Hakim Roda Mas adalah pahlawan bagi bangsa Mongol. Begitu juga dengan Pengemis “TUA” akan dianggap penjahat bagi bangsa Mongol. Baik dan jahat memang tergantung kita melihat dari sudut pandang mana.

Nih buat penggemar Bibi Lung

Yang Kedua, perbedaan lainnya adalah dari sifat dasar diantara keduanya. Hakim Roda Mas yang terkesan bertindak seenaknya sendiri bahkan sang Raja Mongol pun sampai tak berani menginterverensi dirinya. Memang Hakim Roda Mas ini memiliki idealisme dan kepercayaan terhadap dirinya sendiri sangat tinggi. Bandingkan dengan Pengemis “TUA”, yang dengan mudahnya menerima sesuatu pemberian dari siapapun. Terlebih lagi kalau diberi makanan “enak” dia akan sangat senang sekali. Ini memang adalah kelemahan dari Pengemis “TUA”, sudah diberi makanan enak dia pasti akan membantu orang yang telah memberinya makan tersesebut. Walaupun terkadang dia tidak membantu dengan setulus hatinya, namun kalau pun tak membantu dia akan merasa sungkan karena orang tersebut telah memberinya makanan “enak”.

Catatan dari penulis :

“Cerita ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan karakter maka ini adalah kebetulan saja”