Transportasi publik yang aman dan nyaman memang menjadi impian semua orang di negara kita ini, terlebih lagi penduduk kota besar layaknya Jakarta, Surabaya dan kota besar lainnya di Indonesia. Namun nampaknya sekarang impian hanya sebatas impian saja, masih sulit bagi pemerintah kita untuk mewujudkan transportasi publik yang sesuai dengan harapan. Miris memang mendengar berita tentang kecelakaan maut mobil Xenia yang menabrak pejalan kaki dan sebagian orang di halte bus beberapa saat lalu, yang akhirnya menyebabkan 9 nyawa melayang sia-sia. Lebih miris lagi ternyata pengemudi mobil maut itu sedang dalam pengaruh narkoba saat mengendarai mobilnya.

Belum lagi berita yang sangat menyita perhatian, terlebih untuk kaum hawa. Pasalnya di saat yang hampir bersamaan pula, seorang mahasiswi diperkosa (lagi) ketika naik angkot. Kali ini korbanya seorang mahasiswi berinisial JM berusia 18 tahun, JM diperkosa saat menaiki angkot C01 Jurusan Kebayoran Lama – Ciledug. Di dalam angkot itu sendiri terdapat 5 orang termasuk sopir, memang belum jelas apakah kelima orang ini adalah pelakunya. JM dipukul di bagian kepala hingga menyebabkan dia pingsan, dan saat pingsan itu lah pemerkosaan terjadi. JM sendiri baru tersadar keesokan harinya, dan baru melapor ke pihak yang berwajib.

ilustrasi perkosaan

Kalau sudah seperti ini, dimana letak keamanan dan kenyamanan transportasi publik kita? Khususnya untuk kaum hawa, yang sangat rawan sekali menjadi korban kejahatan semacam ini. Memang sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kejahatan semacam ini terulang lagi, seperti mengganti kaca film angkot dan melarang penggunaan kaca film yang terlalu gelap. Namun, apa buktinya sekarang? Toh kejadian pemerkosaan di dalam angkot masih terulang lagi. Dan upaya semacam itu tadi memang dirasa masih belum cukup untuk mencegah agar kejahatan semacam ini tak terjadi lagi. Makanya jangan heran, mengapa orang lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi dari pada menaiki kendaraan umum. Dan efeknya yang lebih besar lagi adalah kemacetan pun terjadi dimana-mana.

Kalau menurut analisa HRM pribadi ujung pangkal itu terletak di transportasi publik yang aman dan nyaman bagi siapa saja. Tak peduli jam berapa pun kita menggunakan transportasi publik ini, tak perlu ada kecemasan, ketakutan ataupun yang lainnya. Memang yang berperan besar disini adalah Pemerintah, namun kita juga jangan lupa kita juga turut berperan di dalamnya. Karena mewujudkan Transportasi Publik yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah membangun, mensaranai, dan tugas kita adalah ikut menjaga bersama Transportasi Publik itu sehingga tetap aman dan nyaman sampai kapanpun. Memang ini adalah masalah yang terbilang cukup kompleks, tapi HRM yakin selama kita masing-masing mau sama-sama berbenah maka tak ada yang tak mungkin. HRM yakin transportasi publik yang aman dan nyaman bukan cuma impian semata, namun kita secara bersama dapat mewujudkannya. Monggo, bagaimana kalau menurut panjengan semuanya….???