Sedikit sharing saja ya kawan, sebenarnya artikel ini terinspirasi kemarin waktu HRM beserta sekawanan blogger koplak lain dalam perjalanan menghadiri Ulang Tahun Blogger Ngalam. Selama perjalanan menurut HRM ada yang tak biasa dengan lalu lintas ke arah Kota Malang siang itu. Perjalanan menuju ke kota Malang waktu itu diwarnai dengan kemacetan panjang ber-kilo² meter, padahal dulu sepengetahuan HRM kota Malang tak pernah semacet itu. Pemandangan kemacetan kota Malang kemarin semakin mempertipis tingkat kemacetan antara kota Malang dengan Surabaya. Surabaya yang selama ini dikenal sebagai Ibu Kota Jawa Timur memang syarat dengan kemacetan, dan menurut HRM sudah wajar sekali sebagai kota besar kedua setelah Jakarta di Indonesia.
Kota yang dulunya tak terkenal sebagai kota macet, lha kok sekarang malah ikut²an macet. Memang sepertinya sekarang pertumbuhan kendaraan di kota Malang juga besar pengaruhnya. Seakan² kemarin jalan raya sudah tak sanggup lagi menampung volume kendaraan bermotor yang memang padat sekali. Apalagi kemarin HRM juga mendapat info dari salah satu teman HRM kalau jumlah mahasiswa baru UNBRAW tahun ini mencapai 16.000 jiwa. CMIIW, dan mayoritas berasal dari luar kota Malang. Sedikit banyak dengan jumlah mahasiswa baru yang semakin bertambah dari tahun² sebelumnya juga membawa efek kemacetan kota. Coba saja kawan bayangkan kalau seandainya 1 orang mahasiswa baru itu membawa 1 motor, berarti tahun ini volume kendaraan bermotor di kota Malang bertambah 16.000 buah. Itu belum termasuk pertumbuhan motor baru di kota Malang. Memang ini cuma salah satu faktor dari banyak faktor lain penyebab kemacetan,dalam artian HRM cuma memfokuskan kemacetan yang terjadi sebagai akibat lonjakan volume kendaraan bermotor.
Jadi kalau kita tarik kesimpulan dari masalah ini, sebenarnya untuk mengatasi problem transportasi semacam ini adalah tanggung jawab bersama. Dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, semua pihak harus berperan serta di dalamnya. Jangan kita cuma menuntut agar pemerintah segera menyelesaikan masalah kemacetan seperti ini, entah dengan cara perbaikan transportasi yang aman,nyaman,murah dan tepat waktu saja. Seandainya pun pemerintah bisa mewujudkan transportasi umum yang diimpikan, apakah kita bisa menjamin juga kelangsungan sarana transportasi umum impian kita itu. Jangan baru berapa hari difungsikan, sudah ada yang rusak di sana-sini. Sebenarnya kan juga sudah menjadi dilema bagi pemerintah untuk mewujudkan transportasi yang sesuai harapan. HRM yakin kok, masalah kemacetan semacam ini sebenarnya bermula dari diri kita masing². Selama kita mau bersama² membenahi transportasi yang sudah carut marut seperti sekarang ini, pasti akan bisa kok terwujud transportasi yang nyaman. Ayo mulai lah dari diri kita sendiri,banyak cara yang bisa kita lakukan. Monggo bagaimana kalau menurut panjengan semuanya…? 🙂
masuk akal, karena akal sudah masuk mari kita wujudkan. Dan dengan masuknya akal, maka akan semakin ramai akalnya
kalau akal kita ramai, jadi ikut macet dunkk….
jangan sampai maen akal akalan hehee
Wogh jos….
yo mesti…
Tumut
teng pundi?
macet itu sekarang udah kaya wabah.. di mana2 ada..
wabah berarti masih bisa dibasmi kan…??? 🙂
macet itu tradisi 😀
menurut ane sih itu tanggung jawab pemerintah, kewajiban ane bayar pajak udah dilaksanakan, mulai pajak penghasilan, pajak kendaraan dan pajak2 lainya…
Dah sebanyak itu pajak yang ane bayar masak pemerintah nggak becus buat transportasi yg nyaman, murah dan aman??? Kalau nggak mampu harusnya malu, segera mengundurkan diri, tapi ane nggak menganjurkan untuk bunuh diri 🙂
pajak nya sdh di makan gayus2 lain nya bro 😀
🙂 nah kan, trus itu tanggung jawab siapa???
nah ini yang repot klo dah musuh sma orang² korup macam gayus ini…
Mantab
pertumbuhan kepadatan penduduknya memang ngga sebanding dengan pertumbuhan kota. negara kita hanya dipimpin oleh orang2 yg money oriented, bukan negarawan dan orang yang peduli dengan keadaan masyarakat yg dipimpinnya. bukan, saya bukan meminta agar pada ngertiin dg kondisi negara yg kyk gitu, tapi setidaknya kalau kita punya tingkah laku yang bagus di jalan, kemacetan itu bisa dikurangi. ngga saling serobot misalnya. ngga mentang2 motor harus bisa jalan duluan, misalnya. kepedulian yang seperti itu uda jauuuuh berkurang seiring dg perkembangan jaman.
saya ingat kok dulu malang itu nyaman naik angkot krn angkotnya baik2, supirnya santun2. sekarang? sudah orang2 muda yg pegang stir angkot, srobot sana sini. lihat juga yg pakai kendaraan pribadi, banyak anak2 kecil berseragam smp yang masih belum napak kakinya kalau naik motor. siapa yg salah? jgn menunjuk pemerintah ya. orang tua mana yg ngga ngikutin aturan kalo gitu?
*ih jadi ngeblog di sini*
wkwkwkwk, tinggal kasih gambar dah jadi satu artikel nih…
tapi bagaimanapun saya sangat setuju sekali dengan anda, memang paling mendasar adalah perilaku berkendara kita sendiri, kalau bukan dari kita sendiri yang memulai siapa lagi? peraturan pun dirasa juga tak terlalu mengena, karena memang masih banyak orang dengan “money oriented” seperti yang anda bilang. Malang pun demikian, makanya saya heran ketika kemarin kembali ke malang, dengan kondisi yang sudah jauh berbeda dengan dulu. Salah siapa? Pemerintah? Ehmmm, tidak juga. Tidak penting bagi saya untuk tahu siapa yang salah. Bagi saya lebih baik memperbaiki keadaan, daripada cuma menghabiskan waktu hanya untuk mencari tahu siapa yang salah.
*orang malang kah anda? 🙂
numpang lahir di tegal, besar di madiun, sempat melanglang jogja jakarta, tapi jatuh cinta sama malang dari sekolah sampai sekarang 😀
agree, ngga penting kondisi jalan saat ini siapa yang salah. tergantung perilaku dan kebiasaan kita yang perlu diubah, jadi lebih baik. mulai dari diri sendiri.
ohhh, jadi anda ini seorang pengelana juga ya..
yup, betul yang penting adalah perilaku berkendara kita. Nyawa kita dan nyawa pengguna jalan yang lain ada di tangan kita masing-masing. Seperti yang lagi hangat sekarang, kasus pengendara maut Xenia yang “sukses” membunuh 9 nyawa sekaligus. Ini cuma sebagian kecil contoh, betapa perilaku berkendara kita sangat besar efeknya. Santun atau sruntulan, dua pilihan yang harus kita pilih saat berkendara.
*senang bisa mengenal anda 🙂